Monday, June 30, 2014

Menjajaki pantai dan kulineran di Bangka

Menjajaki pantai dan kulineran di Bangka

Bermodalkan tiket ferry plus reroute tiket kepulangan dari via Belitung ke Bangka seharga IDR 310,000 kami memutar haluan dari dejavu Laskar Pelangi di Belitong dengan menjajaki pantai pantai sembari kulineran di Bangka. Setelah hamper 4 jam duduk manis didalam ferry, kami tiba dipelabuhan dan disambut ramah oleh driver bersama mobil sewaan kami.

Karena sudah siang, tujuan utama kami sebenarnya adalah mencari menu makan siang khas Bangka alias Mie Bangka. Beberapa lokasi mie Bangka yang kami simpan sudah sempat didatangi, sayangnya sudah pada tutup lantaran hari libur atau memang sudah kehabisan. Asal tahu saja, kebanyakan menu di sini mengandung babi. Jadi ya saya cukup bisa berpuas diri dengan hanya minum minuman kemasan dan mengobrol bersama yang laen. Dan sebagai salah satu penggemar mie saya ga kecewa-kecewa amat kok, karena masih ada pempek dan seafood yang tentunya bisa jadi santapan semua kalangan termasuk saya. Itadakimasu.

Pempek di Bangka berukuran mini dan lebih lembek jika dibandingkan dengan pempek kota Palembang. Selain itu, di Palembang kita akan bertemu cuka hampir di seluruh lokasi pempek, nah di Bangka pempek disajikan dengan tiga pilihan rasa cocolan yang terdiri dari saus pedas, saus dan cuka. Selain pempek, otak otak bungkus daun yang sudah banyak kita jumpai di Jakarta juga menjadi pilihan kuliner dikota ini. Tentu, citarasa yang ditawarkan sedikit banyak akan berbeda.

Usai memanjakan perut dengan beberapa kuliner local, sopir membawa kami menuju Parai resort yang terkenal sebagai destinasi favorit liburan lantaran pantainya yang cantik dan suasanya yang menenangkan. Dan benar saja, tanpa sadar kami menghabiskan waktu berjam-jam untuk sekedar duduk santai menunggu matahari terbenam sembari melakukan beberapa hal-hal konyol dan berfoto bersama. Kami menutup hari pertama di Bangka dengan menikmati seafood di salah satu tempat yang direkomendasikan beberapa orang di internet, dan hasilnya; disamping rasanya yang biasa saja harga seafood di Bangka jauh dari kata murah atau bahkan bisa dibilang sama dengan di Jakarta.

Karena judulnya jalan-jalan bareng rekan di kantor, trip saya kali ini memang bisa dibilang banyak mempertimbangkan kenyamanan. Sewa mobil, makan enak dan menginap di hotel berbintang. Tapi jangan salah, karena kita sharing cost jatuhnya ga mahal-mahal amat kok.

Buktinya, meski hari kedua saya lebih banyak duduk diam dan mengamati kulineran haram rekan-rekan saya, masih ada kesempatan untuk makan halal dan disempatkan makan halal. Kesempatan karena ada beberapa tempat yang memang halal, disempatkan karena mereka mengingatkan saya untuk makan halal dulu sebelum menemani mereka ke jalan haram hahahha

Di sela-sela jam makan siang, saya juga berkesempatan melawat ke salah satu local department store yang lumayan hip di Bangka. DepStore besutan Ramayana ini menyatu dengan pasar garment konvensional yang masih buka pada jam 2 siang. Gedungnya agak usang, lengkap dengan tangga besi tajam yang nyaris membuat saya harus pegangan pada pinggiran tangga agar tidak ter jatuh. Musholla dan toiletnya jangan ditanya seperti apa, oldish juga tentunya. Kok bisa nyasar kesini? Kebetulan saya mencari tempat shalat sembari menunggu yang lain makan. Toh saya juga ga bisa makan heheh

Setelah pantai, makan, makan dan makan.. dengan senang hati kami beringsut menuju Airport dan pulang. Meski tak seramai rombongan di hall keberangkatan Soekarno Hatta, kami bertemu dengan rombongan lain yang juga tak melewatkan liburan kantor untuk sekalian berkunjung ke Pulau Bangka.

Its nice to know you Bangka and See Ya!!!

No comments:

Post a Comment